NPM : 14515859
Kelas : 1Pa16
1.
Percobaan : Indera Penglihatan
Nama
Percobaan : Refleks (Reaksi Pupil)
Nama
Subjek Percobaan : Woro Krismilandhari dan
Muthi’ah Sriwardani
Tempat
Percobaan : Laboraturium Psikologi
Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui serta memahami
reaksi-reaksi yang terjadi pada pupil mata.
b.
Dasar
Teori : Pupil adalah bola mata yang terletak pada
bagian
Depan mata yang
memungkinkan cahaya memasuki bagian mata. Bola mata membesar dan mengecil
akibat gerakan otot yang disebut iris. Bentuk pupil yang normal adalah bulat.
Pupil berfungsi sebagai diafragma yang mengatur jumlah sinar yang masuk sampai
ke retina. Pupil dikelilingi oleh iris. Pencahayaan ruangan, jika pencahayaan
terlalu besar ataupun lebih kecil, pupil mata harus bisa menyesuaikan cahaya
yang diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang terlalu
besar.
c.
Alat
yang Digunakan : cermin, senter, tabung
dari kertas
sepanjang 15 mm dengan
lubang pada dasar.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Secara langsung
menggunakan senter. Nyalakan
senter, dekatkan
kemata sejauh 30 cm selama 3-
4 detik. Lihat reaksi pada mata.
1.2 Melalui sedotan. Nyalakan senter, dekatkan
sedotan ke senter, dan usahakan
cahaya yang
keluar hanya dari sedotan, dekatkan
kemata
selama 3-4 detik. Lihat reaksi pada
mata.
1.3 Melalui cermin. Taruh cermin didepan
kita,
Arahkan senter ke cermin bagian kanan
mata
Kita. Lihat bagaimana reaksi pada
mata kita.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1 Hasi percobaan.
1.1.1
Pupil mengecil.
1.1.2
Pupil Mengecil dan cepat.
1.1.3
Pupil Mengecil.
1.2 Hasil
sebenarnya.
1.2.1
Mata terkena cahaya tiba-tiba, pupil
akan mengecil cepat dan iris mendekat cepat. Mata yang tidak terkena cahaya
tiba-tiba, pupil mengecil secara lambat dan iris mendekat secara lambat.
1.2.2
Pupil mata tergantung iris (semacam
otak), iris mempunyai dua sifat, yaitu :
·
Mendekati cahaya
·
Menjauh ketika cahaya ketika masuk
terlalu redup.
1.2.3 Jika mata tidak siap terkena
cahaya, pupil mengecil secara langsung. Namun jika siap terkena cahaya,
mengecil perlahan.
f.
Kesimpulan : Reaksi yang mata
berikan akan tergantung dari
adanya cahaya atau tidak yang masuk. Dan siap atau
tidaknya mata menerima cahaya.
g.
Daftar
Pustaka : Prayoga,
Hermawan Adi. (2014). Intensitas
Pencahayaan dan kelainan refraksi
mata terhadap kelelahan mata. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2, 131-136.
Japardi, Iskandar. (2003). Pemeriksaan
dan sisi praktis merawat penderita cedera kepala. Jurnal Keperawatan Indonesia, 7, 32-35.
Basuki,
A.M. Heru. (2008). Psikologi umum
Jakarta: Universitas Gunadarma
Nama Percobaan :
Aliran darah pada retina (peristiwa entropis)
Nama Subjek Percobaan : Woro
Krismilandhari
Tempat Percobaan :
Laboratorium Psikologi Faal
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk melihat bahwa
pada mata terdapat eritrosit
yang berjalan sepanjang pembuluh darah arteri atau
vena.
b.
Dasar
Teori : Retina yang terletak di
bagian paling belakang
Mata, merupakan lapisan film tipis, berisi
sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya. Pembuluh darah pada retina dapat
memberikan informasi tentang ketidak normalan atau gangguan pada mata. Beberapa
ketidak normalan ditandai oleh gangguan pada pembuluh darah pada mata yang
diakibatkan oleh penyakit tertentu. Pembuluh darah arteri berfungsi untuk
mentranspor darah ke jaringan dibawah tekanan yang tinggi. Pembuluh darah vena
berfungsi sebagai saluran untuk mengangkut darah dari venula kembali ke
jantung, vena juga berperan sebagai penampung utama darah ekstra.
c.
Alat
yang Digunakan : Senter, kaca reben atau
kacamata hitam.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Secara langsung
menggunakan senter. Arahkan
Bola mata subjek
ke kiri, dekatkan senter ke mata
mata kanan. Lihat bagaimana pembuluh
darah
yang terdapat pada mata.
1.2 Menggunakan kaca hitam. Arahkan bola mata subjek ke kiri, taruh kaca
hitam diantara mata dan senter, arahkan senter ke mata kanan. Lihat bagaimana
pembuluh darah yang terdapat pada mata.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1 Secara langsung
menggunakan senter
1.1.1
Terdapat aliran darah yang jelas dan
terlihat besar.
1.1.2
Terdapat aliran darah.
1.2 Hasil
sebenarnya.
1.2.1 Jika praktikan melirik kearah kiri dan dari
arah kanan matanya diberi cahaya
senter dan sebaliknya, maka pada retina akan terlihat pembuluh arteri atau
vena.
f.
Kesimpulan : Dengan senter yang
diarahkan ke mata, kita dapat
melihat bahwa dimata
kita terdapat pembuluh darah arteri
atau vena yang berjalan.
g.
Daftar
Pustaka : Kurnia, M.R., Tjandrasa, Handayani., &
Wijaya, A.Y. (2012). Implementasi segmentasi
pembuluh darah retina pada citra fundus mata menggunakan tekstur, thresholding dan
operasi morfologi. Jurnal Teknik Pomits, 1,
1-6.
Guyton,
Arthur C. (2007). Buku ajar fisiologi
kedokteran. Jakarta: Kedokteran EGC.
Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi umum Jakarta: Universitas
Gunadarma
Nama Percobaan :
Visus (ketajaman penglihatan).
Nama Subjek Percobaan : Muthi’ah
Sriwardani.
Tempat Percobaan :
Laboratorium Psikologi Faal.
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui
ketajaman penglihatan seseorang.
b.
Dasar
Teori : Lensa adalah suatu
struktur berbentuk oval yang
tembus cahaya. Permukaan
lensa yang cembung itu membengkokkan dan memfokuskan gelombang cahaya ke dalam
sorotan sinar yang bahkan lebih sempit. Lensa itu menempel pada otot. Otot
itulah yang mengatur kecembungan lensa sehingga terjadilah pemfokuskan.
Penderita myopi mempunyai puntum remotum yang
dekat sehingga mata selalu dalam keadaan konvergensi
yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergasi, sedangkan pada penderita
hipermetropi sering ditemukan gejala sakit kepala, silau, juling, dan terkadang
penglihatan ganda. Kejernihan penglihatan disebut ketajaman visus. Ketajaman
penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan
seseorang pada jarak 6 meter dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh.
c.
Alat
yang Digunakan : Optotype snellen /
Snellen chart.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Taruh subjek
sejarak 3,5 m dengan optotype
snellen, penguji
akan menguji ketajaman mata
dari huruf yang terbesar sampai yang
terkecil.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1 Kanan = 3,5/15.
Kiri = 3,5/20.
1.2 Hasil subjektif.
f.
Kesimpulan : Penglihatan kita akan
menyesuaikan dengan ukuran
huru-huruf
yang terdapat di optotype snellen. Jika mata kita normal, kita bisa melihat
semua huruf yang terdapat di optotype snellen. Dari yang terbesar sampai yang
terkecil.
g.
Daftar
Pustaka : Prayoga,
Hermawan Adi. (2014). Intensitas
Pencahayaan dan kelainan refraksi
mata terhadap kelelahan mata. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2, 131-136 .
Fachrian, Dedy., Rahayu, A.B., Naseh,
A.J., Rerung, N.E.T., Pramensti, Marytha., Sari, E.A., et al. (2009).
Prevalensi kelainan tajam penglihatan pada pelajar SD “x” Jatinegara Jakarta
Timur. Majalah Kedokteran Indonesia, 59,
260-264.
Basuki,
A.M. Heru. (2008). Psikologi umum
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Nama percobaan :
Membedakan warna dan percampuran warna secara
objektif.
Nama Subjek Percobaan : Muthi’ah
Sriwardani.
Tempat Percobaan :
Laboratorium Psikologi Faal.
a.
Tujuan
Percobaan : Untuk mengetahui apakah
seseorang dapat
membedakan warna atau
buta warna.
b. Dasar Teori : Buta
warna adalah ketidakmampuan
Membedakan dua atau
lebih corak/jenis spektrum warna. Buta warna dibagi menjadi dua, monokromat dan
dikromat. Seseorang yang menderita buta warna dapat disebabkan oleh kelainan
sejak lahir atau akibat penggunaan obat-obatan yang berlebihan. Buta warna
umumnya diderita oleh laki-laki, sedangkan wanita hanyalah gen pembawa/resesif.
Tes buta warna adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui apakah
seseorang mengalami buta warna atau tidak.
c.
Alat
yang Digunakan : Kaca biasa, benang wol
berbagai warna, kertas
berwarna merah, hijau,
kuning, dan biru.
d.
Jalannya
Percobaan : 1.1 Menggunakan benang
wol berbagai warna.
Penguji
dan subjek penelitian sama-sama memegang berbagai macam warna benang wol
ditangannya masing-masing. Penguji akan mengeluarkan warna wol apa saja diatas
meja. Dan subjek penelitian juga diusahakan mengeluarkan benang dengan warna
yang sama diatas meja secepat-cepatnya.
1.2 Taruh dua warna kertas di meja saling bertumpukan sedikit. Taruh
kacadiatas tumpukan tersebut. Lihat bayangan warna apa yang terdapat di kaca.
e.
Hasil
Percobaan : 1.1 Hasil percobaan
1.1.1
Benar 2 dari 3
1.1.2
– Biru dan kuning = Ungu tua.
- Merah dan biru =
Ungu.
- Merah dan kuning = Orange.
1.2 Hasil sebenarnya.
1.2.1
Hasil subjektif.
1.2.2
- Biru dan kuning = Hijau.
- Merah dan biru = Ungu.
- Merah dan kuning = Orange.
f.
Kesimpulan : Jika subjek melihat
dengan benar, maka subjek
Percobaan tidak buta
warna. Dan jika terdapat beberapa warna yang tidak sesuai dengan penglihatan
subjek, maka penglihatan subjek pengamatan mengalami buta warna.
g. Daftar Pustaka :
Agusta, Sofiar., Muliya, Toni., Sidik,M. (2012).
Instrumen
pengujian buta warna otomatis. Jurnal
Ilmiah Elite Elektro, 3, 15-22.
Widianingsih,
Ratri., Kridalaksana, A.H., Hakim, A.R. (2010). Aplikasi tes buta warna dengan
metode ishihara dengan berbasis computer. Jurnal
Informatika Mulawarman, 5, 36-41.
Basuki,
A.M. Heru. (2008). Psikologi umum
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Melbet Hotel, Casino & Brewery | Jordan7 Retropie
BalasHapusMelbet Hotel, Casino how to order air jordan 18 retro toro mens sneakers & Brewery, Hotel & Brewery is air jordan 18 retro yellow online store the premier destination in the Jordan region for luxury, how to order air jordan 18 retro racer blue gaming, hotel air jordan 18 retro red suede sale accommodations and air jordan 18 retro red suede shop