Selasa, 05 April 2016

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama   : Muthi'ah Sriwardani
NPM    : 14515859
Kelas    : 1Pa16



1.        Percobaan                         :   Indera Penglihatan
Nama Percobaan              :   Refleks (Reaksi Pupil)
Nama Subjek Percobaan :   Woro Krismilandhari dan Muthi’ah Sriwardani
Tempat Percobaan           :   Laboraturium Psikologi Faal
a.    Tujuan Percobaan       :   Untuk mengetahui serta memahami
    reaksi-reaksi yang terjadi pada pupil mata.
b.   Dasar Teori                  :   Pupil adalah bola mata yang terletak pada bagian
Depan mata yang memungkinkan cahaya memasuki bagian mata. Bola mata membesar dan mengecil akibat gerakan otot yang disebut iris. Bentuk pupil yang normal adalah bulat. Pupil berfungsi sebagai diafragma yang mengatur jumlah sinar yang masuk sampai ke retina. Pupil dikelilingi oleh iris. Pencahayaan ruangan, jika pencahayaan terlalu besar ataupun lebih kecil, pupil mata harus bisa menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang terlalu besar.
c.    Alat yang Digunakan  :   cermin, senter, tabung dari kertas
                                  sepanjang 15 mm dengan lubang pada                                                           dasar.

d.   Jalannya Percobaan    :   1.1 Secara langsung menggunakan senter. Nyalakan
          senter, dekatkan kemata sejauh 30 cm selama 3-
          4 detik. Lihat reaksi pada mata.
    1.2 Melalui sedotan. Nyalakan senter, dekatkan
          sedotan ke senter, dan usahakan cahaya yang
          keluar hanya dari sedotan, dekatkan kemata
          selama 3-4 detik. Lihat reaksi pada mata.
    1.3 Melalui cermin. Taruh cermin didepan kita,
          Arahkan senter ke cermin bagian kanan mata
          Kita. Lihat bagaimana reaksi pada mata kita.
                                                                                              
e.    Hasil Percobaan           :   1.1       Hasi percobaan.
1.1.1        Pupil mengecil.
1.1.2        Pupil Mengecil dan cepat.
1.1.3        Pupil Mengecil. 
1.2          Hasil sebenarnya.
1.2.1        Mata terkena cahaya tiba-tiba, pupil akan mengecil cepat dan iris mendekat cepat. Mata yang tidak terkena cahaya tiba-tiba, pupil mengecil secara lambat dan iris mendekat secara lambat.
1.2.2        Pupil mata tergantung iris (semacam otak), iris mempunyai dua sifat, yaitu :
·         Mendekati cahaya
·         Menjauh ketika cahaya ketika masuk terlalu redup.
1.2.3 Jika mata tidak siap terkena cahaya, pupil mengecil secara langsung. Namun jika siap terkena cahaya, mengecil perlahan.

f.     Kesimpulan                  :   Reaksi yang mata berikan akan tergantung dari
    adanya cahaya atau tidak yang masuk. Dan siap atau tidaknya mata menerima cahaya. 
     
g.    Daftar Pustaka                        :   Prayoga, Hermawan Adi. (2014). Intensitas
Pencahayaan dan kelainan refraksi mata terhadap kelelahan mata. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2, 131-136.
Japardi, Iskandar. (2003). Pemeriksaan dan sisi praktis merawat penderita cedera kepala. Jurnal Keperawatan Indonesia, 7, 32-35.
Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi umum Jakarta: Universitas Gunadarma


Nama Percobaan              :   Aliran darah pada retina (peristiwa entropis)
Nama Subjek Percobaan :   Woro Krismilandhari
Tempat Percobaan           :   Laboratorium Psikologi Faal  
a.    Tujuan Percobaan       :   Untuk melihat bahwa pada mata terdapat eritrosit
    yang berjalan sepanjang pembuluh darah arteri atau
    vena.    
b.   Dasar Teori                  :   Retina yang terletak di bagian paling belakang
    Mata, merupakan lapisan film tipis, berisi sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya. Pembuluh darah pada retina dapat memberikan informasi tentang ketidak normalan atau gangguan pada mata. Beberapa ketidak normalan ditandai oleh gangguan pada pembuluh darah pada mata yang diakibatkan oleh penyakit tertentu. Pembuluh darah arteri berfungsi untuk mentranspor darah ke jaringan dibawah tekanan yang tinggi. Pembuluh darah vena berfungsi sebagai saluran untuk mengangkut darah dari venula kembali ke jantung, vena juga berperan sebagai penampung utama darah ekstra.
c.    Alat yang Digunakan  :   Senter, kaca reben atau kacamata hitam.
d.   Jalannya Percobaan    :   1.1 Secara langsung menggunakan senter. Arahkan
                                                 Bola mata subjek ke kiri, dekatkan senter ke mata
                                                 mata kanan. Lihat bagaimana pembuluh darah
                                                 yang terdapat pada mata.
    1.2 Menggunakan kaca hitam. Arahkan bola mata subjek ke kiri, taruh kaca hitam diantara mata dan senter, arahkan senter ke mata kanan. Lihat bagaimana pembuluh darah yang terdapat pada mata.
e.    Hasil Percobaan           :   1.1 Secara langsung menggunakan senter
1.1.1        Terdapat aliran darah yang jelas dan terlihat besar.
1.1.2        Terdapat aliran darah.
1.2      Hasil sebenarnya.
1.2.1    Jika praktikan melirik kearah kiri dan dari        arah kanan matanya diberi cahaya senter dan sebaliknya, maka pada retina akan terlihat pembuluh arteri atau vena. 
f.     Kesimpulan                  :   Dengan senter yang diarahkan ke mata, kita dapat
melihat bahwa dimata kita terdapat pembuluh darah   arteri atau vena yang berjalan.
g.    Daftar Pustaka                        :   Kurnia,  M.R., Tjandrasa, Handayani., &
  Wijaya, A.Y. (2012). Implementasi segmentasi pembuluh darah retina pada citra fundus mata menggunakan tekstur, thresholding dan operasi morfologi. Jurnal Teknik Pomits, 1, 1-6.
Guyton, Arthur C. (2007). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Kedokteran EGC.
Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi umum Jakarta: Universitas Gunadarma

Nama Percobaan              :   Visus (ketajaman penglihatan).
Nama Subjek Percobaan :   Muthi’ah Sriwardani.
Tempat Percobaan           :   Laboratorium Psikologi Faal.
a.    Tujuan Percobaan       :   Untuk mengetahui ketajaman penglihatan seseorang.
b.   Dasar Teori                  :   Lensa adalah suatu struktur berbentuk oval yang
tembus cahaya. Permukaan lensa yang cembung itu membengkokkan dan memfokuskan gelombang cahaya ke dalam sorotan sinar yang bahkan lebih sempit. Lensa itu menempel pada otot. Otot itulah yang mengatur kecembungan lensa sehingga terjadilah pemfokuskan. Penderita myopi mempunyai puntum remotum yang
    dekat sehingga mata selalu dalam keadaan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergasi, sedangkan pada penderita hipermetropi sering ditemukan gejala sakit kepala, silau, juling, dan terkadang penglihatan ganda. Kejernihan penglihatan disebut ketajaman visus. Ketajaman penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan seseorang pada jarak 6 meter dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh. 

c.    Alat yang Digunakan  :   Optotype snellen / Snellen chart.
d.   Jalannya Percobaan    :   1.1 Taruh subjek sejarak 3,5 m dengan optotype
          snellen, penguji akan menguji ketajaman mata
          dari huruf yang terbesar sampai yang terkecil.
e.    Hasil Percobaan           :   1.1 Kanan = 3,5/15. Kiri = 3,5/20.
    1.2 Hasil subjektif.
f.     Kesimpulan                  :   Penglihatan kita akan menyesuaikan dengan ukuran
    huru-huruf yang terdapat di optotype snellen. Jika mata kita normal, kita bisa melihat semua huruf yang terdapat di optotype snellen. Dari yang terbesar sampai yang terkecil. 
g.    Daftar Pustaka                        :   Prayoga, Hermawan Adi. (2014). Intensitas
Pencahayaan dan kelainan refraksi mata terhadap kelelahan mata. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2, 131-136 .
Fachrian, Dedy., Rahayu, A.B., Naseh, A.J., Rerung, N.E.T., Pramensti, Marytha., Sari, E.A., et al. (2009). Prevalensi kelainan tajam penglihatan pada pelajar SD “x” Jatinegara Jakarta Timur. Majalah Kedokteran Indonesia, 59, 260-264.
Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi umum Jakarta: Universitas Gunadarma.

Nama percobaan              :   Membedakan warna dan percampuran warna secara
                                               objektif.
Nama Subjek Percobaan :   Muthi’ah Sriwardani.
Tempat Percobaan           :   Laboratorium Psikologi Faal.
a.      Tujuan Percobaan     :   Untuk mengetahui apakah seseorang dapat
    membedakan warna atau buta warna.
b.      Dasar Teori                 :   Buta warna adalah ketidakmampuan
Membedakan dua atau lebih corak/jenis spektrum warna. Buta warna dibagi menjadi dua, monokromat dan dikromat. Seseorang yang menderita buta warna dapat disebabkan oleh kelainan sejak lahir atau akibat penggunaan obat-obatan yang berlebihan. Buta warna umumnya diderita oleh laki-laki, sedangkan wanita hanyalah gen pembawa/resesif. Tes buta warna adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami buta warna atau tidak.
c.       Alat yang Digunakan :   Kaca biasa, benang wol berbagai warna, kertas
    berwarna merah, hijau, kuning, dan biru. 
d.      Jalannya Percobaan   :   1.1 Menggunakan benang wol berbagai warna.
Penguji dan subjek penelitian sama-sama memegang berbagai macam warna benang wol ditangannya masing-masing. Penguji akan mengeluarkan warna wol apa saja diatas meja. Dan subjek penelitian juga diusahakan mengeluarkan benang dengan warna yang sama diatas meja secepat-cepatnya.
    1.2 Taruh dua warna kertas di meja saling bertumpukan sedikit. Taruh kacadiatas tumpukan tersebut. Lihat bayangan warna apa yang terdapat di kaca.
e.       Hasil Percobaan          :   1.1 Hasil percobaan
1.1.1        Benar 2 dari 3
1.1.2        – Biru dan kuning    = Ungu tua.
- Merah dan biru      = Ungu.
- Merah dan kuning  = Orange.
                                                    1.2 Hasil sebenarnya.
                                                    1.2.1      Hasil subjektif.
                                                    1.2.2      - Biru dan kuning    = Hijau.
                                                                  - Merah dan biru     = Ungu.
                                                                  - Merah dan kuning = Orange.
f.       Kesimpulan                 :   Jika subjek melihat dengan benar, maka subjek
Percobaan tidak buta warna. Dan jika terdapat beberapa warna yang tidak sesuai dengan penglihatan subjek, maka penglihatan subjek pengamatan mengalami buta warna.
g.      Daftar Pustaka           :   Agusta, Sofiar., Muliya, Toni., Sidik,M. (2012).
  Instrumen pengujian buta warna otomatis. Jurnal Ilmiah Elite Elektro, 3, 15-22.
Widianingsih, Ratri., Kridalaksana, A.H., Hakim, A.R. (2010). Aplikasi tes buta warna dengan metode ishihara dengan berbasis computer. Jurnal Informatika Mulawarman, 5, 36-41.
Basuki, A.M. Heru. (2008). Psikologi umum Jakarta: Universitas Gunadarma.



1 komentar:

  1. Melbet Hotel, Casino & Brewery | Jordan7 Retropie
    Melbet Hotel, Casino how to order air jordan 18 retro toro mens sneakers & Brewery, Hotel & Brewery is air jordan 18 retro yellow online store the premier destination in the Jordan region for luxury, how to order air jordan 18 retro racer blue gaming, hotel air jordan 18 retro red suede sale accommodations and air jordan 18 retro red suede shop

    BalasHapus

 

Gudang Fly2am Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates