Jumat, 18 Maret 2016

TOLONG SAYA

Nama : Muthi’ah Sriwardani
NPM : 14515859
Kelas : 1PA16

Kring… Kring…

Suara jam yang terus bordering disampingku memaksaku bangun dari alam mimpi. Melihat jam yang berada di atas nakas menunjukan pukul 04.30 WIB, dengan malas aku bergegas bersiap-siap berangkat ke sekolah.
Pernahkah kalian merasa bosan dengan kehidupan yang seperti ini-ini saja? Aku rasa semua orang pernah merasakannya. Merasa bosan dan terutama lelah yang merasuki fisik kalian. Mungkin rasa bosan dan lelah itu akan hilang dengan sendirinya. Tapi, tidak denganku. Percayalah bahwa setiap pagi aku terus berdoa kepada tuhan agar selalu memberikan warna baru dalam hidupku.

Sekitar 15 menit kemudian aku sudah rapih dengan baju seragam anak SMA dan tas yang bertengger di pundakku. Aku turun ke lantai bawah, melihat semua anggota keluarga yang sudah berkumpul di meja makan. Ayah dengan kemeja birunya, Ibu yang menggunakan seragam PNS, dan Lais, adik laki-lakiku yang menggunakan seragam SMP nya. Tak ada yang special hari ini. Sarapan pagi ini sama seperti sarapan-sarapan pagi sebelumnya. Setelah selesai makan, semua pergi menuju tempatnya masing-masing.

Sampai di sekolah aku bergegas masuk ke dalam kelas. Sampai saat ini aku tidak menemukan hal yang special. Mengikuti pelajaran yang ada sampai jam pulang. Ekskul setelah pulang sekolah dan berbagai macam les yang aku ikuti, sehingga aku pulang sampai rumah sekitar jam sembilan malam.

Setelah mengikuti les, aku tidak langsung pulang terlebih dahulu. Aku dan teman-teman mampir ke mini market terdekat. Berkumpul sambil berbicara hal-hal sepele layaknya anak-anak sma lainnya. Tapi bagiku, hal-hal seperti ini sama saja membosankan.

Aku kira tidak ada yang special hari itu. Sampai di pertengahan jalan pulang menuju rumah, tubuhku seperti membeku dan bergetar menyaksikan kejadian langka di depan mataku. Seorang wanita yang sedang mempertahankan tas nya dari tiga preman yang ingin merebutnya. Entahlah … tapi sepertinya aku harus bersyukur karena tempatku berdiri lumayan jauh sehingga di antara preman-preman dan wanita itu tidak ada yang melihatku. Keringat dingin terus bercucuran dari tubuhku. Detik demi detik hanya menyaksikan perjuangan wanita itu mempertahankan tasnya. Aku tidak tahu harus bagaiman ? Yang bisa aku lakukan hanyalah berdoa dan berdoa. Aku menengok ke kanan dan ke kiri ingin mencari bantuan dari orang sekitar. Sial ! Benar- benar sial nasibku hari ini. Tidak ada siapun disini. Kecuali aku, wanita itu, dan tiga preman. Aku kembali menatap wanita itu, dan sekarang wanita itu sadar akan kehadiranku. Dia menatapku. Dari matanya aku tahu dia meminta pertolongan. Matanya seolah sedang mengucapkan suatu kata “TOLONG AKU !”.

Semua terjadi begitu cepat. Belum sempat aku memikirkan bagaimana cara menolong wanita itu, aku diterkejutkan dengan suara yang memilukan telinga. Wanita itu berteriak keras. Tubuhku bergetar sangat hebat dari yang sebelumnya. Entah sudah sejak kapan air mataku jatuh. Aku melihat wanita itu, berlumuran darah disekitar lehernya. Preman-preman itu berhasil membawa tasnya. Dan aku… aku lari terbirit-birit berusaha sampai rumah dengan tulang-tulang kaki yang seakan tidak berfungsi lagi untuk menopang badanku. Mengunci diri di kamar dan mencoba untuk tidur. Berharap besok pagi bangun dan kejadian itu hanyalah salah satu mimpi burukku. Tapi itu semua hanyalah harapan belaka, karena sampai pagi harinya tubuhku masih bergetar hebat.

Itu adalah kejadian 3 bulan yang lalu. Aku Azzalfa Hermawan, setelah seminggu kejadian itu terjadi, wanita itu mengikutiku kemanapun aku pergi. Rasa takut dan bersalah bercampur menjadi satu tatkala wanita itu datang dan berdiri di belakangku. Dan tak jarang pula pada malam hari dia menemaniku tidur, hanya berdiri di pojokan kamarku sampai pagi datang.

Aku sangat merasa bersalah karena aku tidak sempat menolongnya. Pernah aku menangis dan terus mengucapkan kata maaf. Tapi wanita itu selalu mengikutiku dan terkadang membisikkan kata yang membuatku terus merasa bersalah terhadapnya. “ Tolong aku !” Dan sekarang aku melihatnya. Duduk dihadapanku memegang pisau yang berlumuran darah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Gudang Fly2am Template by Ipietoon Cute Blog Design

Blogger Templates